Press "Enter" to skip to content


BPBD Lutra Disebut Minim Data dan Tidak Paham Manajemen Kebencanaan

Luwu Utara, MP – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dianggap tidak mampu mengelola bencana banjir bandang yang melanda wilayah Masamba, Luwu Utara.

Hingga hari kesembilan pasca bencana banjir bandang yang menimpa Kabupaten Luwu Utara, memang terbukti bahwa belum ada data mutakhir pengungsi.

Selain itu, pendataan dan distribusi logistik juga dinilai masih amburadul, serta data relawan masih sangat minim.

Hal itu dikatakan oleh Direktur Macca Indonesia Foundation (MIND), Haeril Al Fajri yang sudah lima hari terakhir berada di lokasi bencana.

BPBD ini tidak paham penerapan managamen kebencanaan, mereka minim sekali data sehingga distribusi di lapangan tidak maksimal,” tutur Haeril, tokoh pemuda asal Malangke ini.

Menurutnya, berdasarkan hasil pendataan bersama tim di lapangan, akan terjadi pengurangan relawan dalam jumlah besar menjelang hari raya Idul Adha beberapa hari mendatang.

Saya dan tim sudah mendata di beberapa posko relawan, baik dapur umum, relawan logistik maupun rescue mereka rata-rata akan meninggalkan lokasi bencana mulai kemarin tanggal 22 Juli hingga 28 Juli, artinya sebelum Idul Adha banyak relawan yang akan cabut dari lokasi pengungsian. Pemerintah harus bisa mengantisipasi hal ini, karena masa tanggap darurat hingga 14 Agustus 2020,” ungkapnya.

Dia juga menuturkan bahwa untuk proses pembersihan materil banjir bandang serta lumpur-lumpur pasca banjir di Lutra masih sangat membutuhkan keterlibatan banyak relawan.

Kita masih butuh banyak relawan, tapi kalau tidak ada data mau buat apa? Kecuali jika mau kerja sendiri” tutupnya.