Relawan Luwu Timur Bangun Fasilitas Air Bersih Pertama di Pengungsian Desa Meli

Devi Trisnawati

Luwu Utara, MP – Kini para korban banjir bandang Luwu Utara yang mengungsi di tenda-tenda pengungsian di lokasi kawasan perkebunan kelapa sawit, Desa Meli sejak Minggu (19/7/2020) mulai bisa menikmati air bersih yang sehat.

Sistem jaringan air bersih yang dialirkan melalui pipa dengan panjang 700 meter, dan dibantu dengan sebuah mesin pengisap menggunakan generator. Ini merupakan fasilitas air bersih pertama yang terbangun di camp pengungsian tersebut.

Diketahui sebelumnya, kebutuhan air para pengungsi Meli diambil secara manual dari bawah lembah sejauh 700 meter dengan menggunakan ember dan jerigen.

Adanya fasilitas jaringan air bersih ini didirikan berkat donasi dari Relawan Masjid Agung Malili Luwu Timur, yang berkolabarasi dengan Jaringan Relawan Luwu Timur yang sudah berada di Luwu Utara sejak hari pertama banjir bandang memporak porandakan daerah berjuluk Bumi Lamaranginang.

BACA:  Setiba di Luwu Utara, Jusuf Kalla Semangati Relawan PMI

Tepat di lokasi pengungsian ini terdapat hingga ratusan kepala keluarga yang mengungsi yang hingga kini hanya mendiami tenda-tenda yang terbuat dari terpal plastik seadanya.

Untuk pembangunan sarana jaringan air bersih ini dijadikan sebagai kebutuhan paling penting dan sangat diprioritaskan bagi masyarakat pengungsi.

Koordinator Jaringan Relawan Luwu Timur, Suaib Laibe, mengungkap bahwa air bersih ini merupakan kebutuhan vital yang harus dipenuhi di kawasan pengungsian.

“Makanya kita prioritaskan pembangunan sarana air bersih, dimana hal itu merupakan kebutuhan yang sangat vital dan tidak bisa ditunda-tunda,” tegas Suaib Laibe.

Kebutuhan air bersih kata aktivis kemanusiaan ini adalah kebutuhan dasar yang sangat penting dihadirkan.

Kehadiran jaringan air bersih ini dianggap sangat harus dihadirkan dalam kehidupan masyarakat, dikarenakan air merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat.

BACA:  Pembangunan Shelter di Kampal Lutra Rampung, 34 KK Pengungsi Siap Dipindahkan

“Sebab, jika kebutuhan air bersih para pengungsi tidak segera dipenuhi justru bisa menjadi sumber masalah baru, bisa menjadi penyebab penyakit bagi para pengungsi,” tandas pegiat SAR Mapala Perguruan Tinggi Muhammadiyah Indonesia ini.

Sementara itu, Koordinatir Relawan Masjid Agung Malili, Fikri Sulthan Landau turut menuturkan bahwa selain jaringan air bersih, pihaknya akan berkolaborasi dengan Jaringan Relawan Luwu Timur untuk mendirikan MCK dan muahollah darurat di tempat pengungsian ini.

Kabar Terkait