Kemensos Beri Santunan 15 Juta Untuk Korban Meninggal Akibat Banjir Bandang di Masamba

Devi Trisnawati

Luwu Utara, MP – Kementerian Sosial (Kemensos) memberi bantuan kepada warga yang meninggal dunia akibat banjir bandang di Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Menteri Sosial, Juliari P Batubara menjelaskan bahwa seluruh korban banjir bandang harus tertangani termasuk korban yang meninggal dunia.

Dengan demikian, semua ahli waris korban meninggal dunia akan mendapatkan santunan masing-masing sebesar Rp15 juta.

“Semua ahli waris korban akan mendapatkan santunan sebesar Rp15 juta. Data sementara yang meninggal dunia yang telah diketemukan sebanyak 23 orang,” kata Mensos Juliari dalam siaran persnya, Kamis (16/7/2020).

Untuk mempercepat proses pemberian santunan, Mensos RI meminta pemerintah daerah secepatnya mendata, memverifikasi, dan melalukan validasi ahli waris.

“Verifikasi dan validasi dari pemerintah setempat, kalau dinyatakan clear, confirm ada suratnya, kita kasih. Itu prosesnya cepat sekalilah,” kata dia.

Saat perencanaanya, santunan akan diberikan langsung oleh Mensos Juliari P Barubara pada hari ini, Jumat (17/7/2020).

Selain memberikan santunan, Kemensos juga memberikan bantuan berupa logistik serta bantuan berupa makanan kepada para pengungsi.

BACA:  Bupati IDP: Keterlaluan Jika Ada Korban Banjir Tidak Dapat Bantuan Logistik

Kemensos sudah menyetok bantuan tambahan untuk korban banjir khususnya untuk anak-anak. Pihaknya juga mengatakan, pengungsi anak-anak membutuhkan asupan khusus dan beda dengan orang dewasa.

“Popok, selimut, lengkap ada kasur, yang paling penting sekarang ada makanan juga. Kalau baju itu kan orang masih bisa survive, bajunya itu-itu saja,” kata Juliari.

Untuk jumlah bantuan yang disalurkan kepada korban banjir di Masamba senilai lebih dari 2 milyar rupiah yang terdiri dari bantuan 64.4 juta rupiah yang telah tersedia sejak tanggal 25 Juni.

Bantuan tambahan senilai 70,5 juta rupiah pada tanggal 14 Juli 2020. Santunan kematian untuk 23 orang senilai 345 juta rupiah, bantuan perlengkapan kebersihan senilai 500 juta rupiah dan bantuan logistik tanggap darurat yang akan diberikan cash senilai 1,02 milyar rupiah.

Seperti yang telah diketahui, bencana banjir besar telah menghantam wilayah Masamba, Kabupaten Luwu Utara pada Senin, 13 Juli 2020, sekitar pukul 20.00 WITA dan menyebabkan ribuan warga terdampak.

BACA:  Pasca Tutup Akibat Diterjang Banjir Bandang, Bandara di Masamba Kini Beroperasi Kembali

BPBD Luwu Utara setempat mencatat pada Rabu (15/7) sore lalu, pascabanjir sebanyak 156 KK (655 jiwa) mengungsi dan 4.202 KK (15.994 jiwa) terdampak.

Sementara, kerugian material tercatat 4.930 unit rumah terendam, 10 unit rumah hanyut, 213 unit rumah tertimbun pasir bercampur lumpur, 1 Kantor koramil 1403-11 terendam air dan lumpur ketinggian 1 meter, jembatan antardesa terputus, dan jalan lintas provinsi tertimbun lumpur setinggi 1 hingga 4 meter.

BPBD Luwu Utara dan instansi terkait telah melakukan upaya penanganan darurat seperti evakuasi dan pencarian korban, kaji cepat kebutuhan, penanganan penyintas, dan operasional pos komando.

Di samping itu, alat berat berupa 4 unit eksavator dikerahkan untuk membersihkan lumpur di Kecamatan Masamba dan 6 unit di Kecamatan Baebunta.

Musibah banjir bandang terjadi disebabkan hujan dengan intensitas tinggi sejak dua hari terakhir sebelum bencana. Lalu menyebabkan Sungai Rongkong, Sungai Meli, dan Sungai Masamba meluap hingga terjadi banjir tanah longsor di beberapa desa dalam wilayah kabupaten itu yang membuat pemukiman penduduk, lahan pertanian, dan fasilitas umum serta fasilitas sosial terendam banjir disertai lumpur.

BACA:  Fasilitas Kesehatan dan Sarana Sanitasi Masih Minim di Pengungsian Banjir Luwu Utara

Bukan hanya lumpur yang merendam rumah warga dan pusat perekonomian kota, batang pohon dan kayu diduga dari pembalakan hutan secara ilegal juga ikut masuk ke pemukiman warga hingga menutup permukaan air di sungai setempat. Hingga saat ini Tim SAR gabungan masih berusaha keras untuk menemukan korban yang belum ditemukan.

Seluruh tim relawan melakukan evakuasi sehari setelah bencana terjadi. Proses pencarian korban lainnya sempat ditunda semalam karena kondisi medan ke lokasi cukup sulit dijangkau. Basarnas Makassar membagi tim menjadi kelompok kecil untuk memudahkan proses pencarian.

Untuk sebagiannya relawan yang ada dilokasi ditugaskan untuk membantu tim SAR gabungan lainnya yang untuk mengidentifikasi korban.

Kabar Terkait