Press "Enter" to skip to content


Bangkitlah Masamba, Jadi Kota Dunia!

Oleh: Prof. Dr. H. Hasyim Aidid, M.A.
(Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sulsel)

Senin, 13 Juli 2020 lalu, banjir bandang di Masamba yang disertai lumpur tebal menimbun sampai atap ratusan rumah warga, sampai ke dalam masjid dan rumah jabatan Bupati, di jalanan dalam kota, bahkan Bandara Andi Djemma Masamba.

Lebih parah banjir bandang tersebut disertai tumpukan kayu besar – besar bekas dipotong atau ditebang dengan gergaji senso. Tidak salah Gubernur Sulawesi Selatan Prof. Nurdin Abdullah menegaskan “ada masalah” di kawasan hulu sungai.

Karena saya lahir di Masamba 75 tahun yang lalu, tamat SR (sekolah rakyat) di sana, kemenakan dan banyak sepupu di sana. Seingat saya dalam 70 tahun terakhir tidak pernah ada banjir seperti pada 13 Juli 2020 itu.

Rehabilitasi Kota Sejarah Masamba ini perlu tuntas menyeluruh dan segera. Antara lain pengerukan aliran sungai yang sebelum banjir, jarak atas Jembatan Masamba dengan air di bawahnya sekitar 12 meter, sekarang hanya tinggal 1 (satu) meter.

Juga tentunya pemasangan tanggul atau jalanan panjang 15 km, kiri-kanan yang kokoh, disamping menetapkan bantaran sungai yang aman.

Sungai Masamba bisa jadi “water tour” yang indah, dan menarik, seperti di beberapa kota dunia, London, Chicago, Roma, Melbourne, Brisbanne, dan sebagainya. Water tour sampai pelabuhan laut Malangke, 15-20 km. Indah, objek pariwisata yang menggiurkan.

Relokasi rumah ratusan penduduk yang jadi korban dengan membangun Rumah Susun Hunian Tetap dalam kota Masamba, supaya tidak mengambil lahan sawah yang produktif.

Kota Masamba perlu dimekarkan, sekitar 7 km melebar, masing-masing ke Utara, Selatan, Timur dan Barat, dari pusat kota sekarang. Ambil contoh ketika Makassar diperluas dengan mengambil sebahagian wilayah Kabupaten Gowa, Maros, dan Pangkep.

Bangun Kantor Bupati yang baru, hotel dan sarana lainnya, mulai dari Baloli sampai Baliase. Bangunan Kantor Bupati yang sekarang supaya dihibahkan menjadi kampus Universitas Negeri Masamba.

Ya, bencana jadi anugerah. BANGKITLAH MASAMBA. Jadi Kota Dunia.
Semoga. Fii rahmatillah.